Seni Ukir Cara Lain Menyampaikan Falsafah Hidup
Seni ukir, merupakan salah satu seni tertua di dunia. Mengukir tidak hanya soal membuat sketsa saja, tapi juga sebagai salah satu cara menyampaikan falsafah hidup, kepada orang lain. Tak heran, seni ukir merupakan seni yang cukup rumit dan membutuhkan waktu panjang, serta ketekunan, untuk menghasilkan sebuah karya yang bernilai.
Di nagari cupak kabupaten solok, masih ada pengrajin yang setia menghasilkan karya seni ini. Salah satunya adalah tobi. Walaupun tidak menguntungkan secara bisnis, namun namun tobi tetap mencintai hobinya tersebut. Alasannya sederhana, untuk melestarikan warisan yang didapat secara turun temurun.
Harga Ukiran Dijual Cukup Mahal
Ukiran tobi, ternyata cukup diminati oleh pencinta seni ukir, walaupun harus merogoh saku cukup dalam. Untuk satu meter kayu penuh ukiran, tobi mematok harga 800 ribu hingga satu juta rupiah. Ini tergantung jenis kayu yang digunakan, dan tingkat kerumitan ukiran. Untuk kualitas, tobi memilih kayu terbaik dari jenis surian marsawa dan timbalun.
Seni ukir, merupakan salah satu seni tertua di dunia. Mengukir tidak hanya soal membuat sketsa saja, tapi juga sebagai salah satu cara menyampaikan falsafah hidup, kepada orang lain. Tak heran, seni ukir merupakan seni yang cukup rumit dan membutuhkan waktu panjang, serta ketekunan, untuk menghasilkan sebuah karya yang bernilai.
Di nagari cupak kabupaten solok, masih ada pengrajin yang setia menghasilkan karya seni ini. Salah satunya adalah tobi. Walaupun tidak menguntungkan secara bisnis, namun namun tobi tetap mencintai hobinya tersebut. Alasannya sederhana, untuk melestarikan warisan yang didapat secara turun temurun.
Harga Ukiran Dijual Cukup Mahal
Ukiran tobi, ternyata cukup diminati oleh pencinta seni ukir, walaupun harus merogoh saku cukup dalam. Untuk satu meter kayu penuh ukiran, tobi mematok harga 800 ribu hingga satu juta rupiah. Ini tergantung jenis kayu yang digunakan, dan tingkat kerumitan ukiran. Untuk kualitas, tobi memilih kayu terbaik dari jenis surian marsawa dan timbalun.
No comments:
Post a Comment